Foto Bos First Travel Tahun 2010 Saat Masih Miskin

Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan, pemilik PT First Anugerah Karya Wisata atau yang lebih akrab disebut dengan First Travel memang saat ini tengah menjadi sorotan netizen Tanah Air setelah diamankan pihak Bareskrim Polri terkait dugaan penipuan calon Jemaah umrah.
Andika Surachman menjabat sebagai direktur utama, sementara istrinya sebagai direktur. Mereka berdua diaggap menipu calon jamaah yang ingin melaksanakan umrah.
“Modus operansinya, pelaku menjanjikan dengan cara menawarkan biaya umrah,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul, seperti yang dilansir di Tribunnews.com
Namun sayang, sampai saat ini belum ada calon jamaah yang berangkat. Sementara itu nama Anniesa Hasibuan sudah cukup terkenal karena ia merupakan desainer hijab dan bahkan sudah mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional. Di tahun 2016 yang lalu ia berhasil masuk ke New York Fashion Week.
Pasangan suami istri itu tak luput dari perbincangan warganet media sosial. Para netizen yang menjadi korban bahkan membuat group khusus di Facebook sebagai wadah bagi korban calon Jemaah umroh untuk saling bertukar cerita.
Dalam sebuah unggahan di laman grup tersebut, foto-foto memperlihatkan bos Traevel ini ketika zaman dahulu. Kondisisnya sangat berbeda dengan sekarang ini. Dilansir dari Detik.com foto yang diposting itu diberi keterangan ‘foto tahun 2010 saat kismin’ mendapat banyak komentar dari netizen. Foto itu memperlihatkan keduannya di ketinggian dengan latar gunung.
Tanggapan netizen yang memang rata-rata korban First Travel itu beragam, ada nyinyir pedas dan menyumpahi mereka.
Memang terlihat kehidupan bos Fors Travel itu sangat jauh berbeda. Saat ini mereka hidup glamor dan sering bepergian ke luar negeri. Oleh sebab itulah banyak netizen yang berkomentar negatif. Berikut foto-foto perubahan drastis bos First Travel saat belum sukses dan sekarang ini.
Tidak disangka, dulunya mereka sempat hidup melarat pada tahun 2010. Foto tersebut memperlihatkan Andika yang berkacamata mengenakan kaus lengan panjang dan Anniesa yang mengenakan baju kuning ditutup pasmina warna hitam. (Foto: dok Facebook)
 Foto tahun 2010 dan tahun 2014


Foto zaman 2010 dan 2016


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Berdialog dengan Anggota Koperasi Mitra Dhuafa ( KOMIDA )

Mentri Keuangan, Sri Mulyani ( kiri ) dan Managing Director Koperasi Mitra Dhuafa, Slamet Riyadi ( Kanan )


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendapat kesempatan untuk berdialog dengan masyarakat yang mendapatkan fasilitas kredit ultra mikro di Desa Pasir Angin, Megamendung, Kabupaten Bogor.


Sri Mulyani setidaknya berdialog dengan dua debitur yang merupakan anggota Koperasi Mitra Dhuafa ( KOMIDA ) yang pertama Yuningsih sebagai pelaku usaha dan kedua adalah Waroh seorang petani singkong.

Sri Mulyani pertama melayangkan pertanyaan kepada Yuningsih, di mana komitmen Yuningsih dalam melunasi kewajiban kreditnya.

"Pertama pertemuan dimulai dengan doa, semua satu kelompok memohon agar kegiatannya sama-sama bisa dijaga, saya senang semua ibu-ibu bersama-sama menabung Rp 50 ribu, memang setiap minggu Rp 50 ribu atau cuma karena ada menteri?

"Tergantung usaha," jawab Yuningsih.

Yuningsing merupakan ibu dengan 3 anak, dan sehari-harinya menjalankan usaha seperti warung sembako, jual sayur mayur, pulsa elektrik, dan menjual sate kikil, serta sudah menjadi anggota Koperasi Mitra Dhuafa ( KOMIDA ) selama 10 tahun.

Sri Mulyani kembali memberikan pertanyaan, kali ini apa saja yang sudah di dapat setelah 10 tahun bergabung dengan Komida.

"Pertama pinjaman usaha kecil-kecilan kedua mikro bisnis, dan ketiga biaya pendidikan," jawab Yuningsih.

Yuningsih menyebutkan, pinjaman yang diajukan kali ini sebesar Rp 5 juta yang diangsur selama 50 minggu untuk memenuhi kebutuhan usahanya.

"Syaratnya mudah, cicilannya ringan," ungkap Yuningsih.


Setelah Yuningsih, Sri Mulyani melakukan dialog dengan Waroh yang merupakan seorang petani singkong. Di ketahui, Waroh telah mengajukan pinjaman sebesar Rp 3 juta.


"Saya tanya siapa yang tadi dapat pinjaman Rp 3 juta, itu untuk apa saja?," kata Sri Mulyani.

"Untuk tani, singkong bu, untuk beli pupuk dan bayar pekerja karena mau panen, cicilannya dia angsur per minggu selama 50 minggu," kata Waroh.

Sri Mulyani kembali memastikan komitmen debitur terkait dengan pelunasannya. Waroh lantas menjawab dengan keyakinan tinggi bahwa dirinya bisa melunasi lantaran cicilannya diangsur setiap minggu dengan nilai yang cukup terjangkau.

"Bisa dilunasin, ringan dan enggak susah pinjamnya, selama ini memang cuma dari Komida," kata Waroh.

Sri Mulyani melayangkan pertanyaan terkait dengan 'bank emok' alias para rentenir. Apakah selama ini melakukan pinjaman ke bank emok. Namun, Waroh memastikan tidak pernah dan tidak mengetahui soal pinjaman dari rentenir.

Inilah Beberapa Keunggulan dan Kelemahan Wuling Confero Dibandingkan Toyota Avanza



Dari sisi fitur dan harga, Wuling Confero memang cukup menarik untuk dimiliki. Namun senjata ampuh yang dimiliki Avanza-Xenia rasanya sulit untuk dihilangkan. Apa itu?
Belakangan banyak beredar tajuk berita yang menjelaskan tentang sosok penjegal Avanza-Xenia. Beberapa merek bahkan digadang-gadang mampu meruntuhkan dominasi duet Astra tersebut, salah satunya Wuling Confero.
Memang jika dibandingkan dari sisi konfigurasi dan layout mesin, mobil yang dibuat oleh pabrikan Negeri Panda ini bisa dibilang menjadi lawan seimbang bagi Avanza dan Xenia.
Dengan posisi mesin memanjang dan berpenggerak roda belakang, maka keunggulan yang diagung-agungkan oleh Avanza-Xenia sebagai mobil berkaki bandel otomatis dimiliki juga oleh Confero.
Demikian juga dalam kemampuannya dalam angkut penumpang dan barang di daerah yang memiliki kontur tanjakan ataupun turunan.
Jika mengomentari harganya, Wuling Confero standar bermesin 1.500 cc bertengger di angka Rp 130 jutaan. Sedangkan varian tengahnya Confero S dengan mesin yang sama dibendrol dengan harga Rp 150 jutaan dan varian tertingginya Confero S Lux dapat dipinang dengan harga Rp 165 jutaan.
Dari segi harga jelas Wuling akan menjadi monster menakutkan bagi lawannya yang rata-rata sudah bertengger diangka Rp 220 jutaan untuk Avanza 1.5 G dengan girboks manual.
Bahkan varian yang lebih rendahnya yakni Avanza E M/T harus ditebus dengan harga 189 jutaan, atau lebih mahal dibanding Confero versi tertinggi sekalipun.
Harga MPV yang dirakit di Cikarang ini pun semakin jauh di bawah varian terendah Xenia X M/T 1.3L yang memiliki price-tag Rp 180 jutaan.
Di atas kertas, Confero malah memiliki fitur kenyamanan dan kemewahan yang tidak dimiliki oleh duet Avanza-Xenia.
Namun begitu, Avanza-Xenia memiliki reputasi sebagai mobil  yang telah teruji selama nyaris 15 tahun. “Tidak bisa serta-merta pembeli akan berpaling ke merek baru yang belum teruji tentang durabilitynya,” jelas Didi Soernaryadi salah seorang pengguna Avanza Veloz lansiran 2014, saat ditemui oleh carreview.id beberapa waktu silam.
“Avanza-Xenia dikenal sebagai mobil ‘jago kepruk’ yang teruji seluruh jalanan nusantara dan memiliki reputasi sebagai mobil dengan harga jual kembali yang baik,” sambung pria yang menjadi ketua salah satu komunitas Avanza ini.
Namun demikian ada juga pihak yang memiliki pendapat beda dengan Didi. “Saya sudah mencoba langsung Confero di Pekan Raya Jakarta. Mobil ini enak dan sangat cukup menarik untuk diboyong pulang,” jelas Saptono Pradityo yang sudah memutuskan memberi uang tanda jadi untuk Confero.
“Memang awalnya banyak orang yang bilang kalo saya nekat ngambil mobil yang belum jelas masa depannya. Namun jika melihat paparan keseriusan Wuling dalam membangun jaringan pabriknya di Indonesia, saya pun jadi percaya diri untuk mengambilnya,” imbuh pria asal Solo ini.
Mengenai sebesar apakah pengaruh kehadiran Confero terhadap Avanza-Xenia, nanti kita melihat perkembangannya.
sumber : http://carreview.id/versus/inilah-beberapa-keunggulan-dan-kelemahan-wuling-confero-dibandingkan-toyota-avanza/10436

Popular Posts